Kamis, 9 Januari 2025
(Cuplikcom/Ismail)
Cuplikcom - Lampung Selatan - Tensi Polemik warga masyarakat nelayan Minang Rua Desa Kelawi Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan yang selama ini mereka keluh kesahkan terkait semakin menyempitnya tempat lokasi Tambatan Labuh dan tempat menarik Perahu karna adanya bangunan milik investor Kedas Resort di lokasi tersebut, pada ahirnya mencuat di media.
Meski masyarakat yang tergabung dalam Rukun Nelayan Minang Rua telah beberapa kali menyampaikan keluhan tersebut kepada Sukre selaku investor pemilik dan sekaligus pengelola Kedas Resort dan telah di ketahui Pemdes setempat serta Camat setempat bahkan pihak instansi terkait tak kunjung ada respon nyata bagi warga nelayan
Sementara, dengan perubahan cuaca ekstrim yang datang tanpa kompromi membuat was-was para nelayan ketika Angin Selatan datang menderu di iringi bergeloranya laut Selatan Sunda dengan gempuran gelombang bertubi tubi menghempas ke pantai, memaksa nelayan siaga tinggi tidak kenal siang maupun malam, karna tak bisa menarik Perahu milik mereka ke darat, imbas adanya bangunan milik Sukre tersebut.
Hal itu disampaikan Samsul Muarif selaku Korlap Rukun Nelayan Minang Rua yang di dampingi Hamzah Rukun Nelayan Kubang Gajah serta Satip selaku bendahara Rukun Nelayan Minang Rua Desa Kelawi kepada media di Lokasi Pantai Wisata Minang Rua. Sabtu (23/09/2023).
”Awalnya dibangunnya Dam itu oleh pihak Kedas Resort dengan alasan Takut Abrasi Pantai dengan posisi tegak tidak landai. Ketika sudah selesai harusnya di bongkar dong, karna sudah tidak ada alasan lagi. Sedangkan nelayan kita ini bukan nelayan sampan aja, ada nelayan bagan, ada pengedokan segala macam, kan itu yang perlu di pikirkan Pemerintah," Ungkap Samsul
Ia menambahkan, ”Apalagi kemarin tanggal 13 September 2023 sudah ada sosialisasi dari DKP Provinsi yang mengatakan ketika bangunan itu tidak membuat nyaman bagi nelayan, walaupun tanpa seijin masyarakat nelayan itu tidak bisa. Perwakilan Kedas Resort, Lumay juga hadir," Pungkas Samsul Muarif.
Senada dengan Samsul, Satip selaku bendahara Rukun Nelayan Minang Rua Desa Kelawi mengatakan.
”Dengan adanya bangunan seperti itu, Keinginan nelayan kita ini di steril kan seperti semula. Jika bangunan seperti itu otomatis bila ada badai dan Perahu kita terdampar akan hancur. Sedangkan untuk menarik Perahu juga sudah tidak bisa, kalau seperti di depan Lumay kan pasir, enak untuk menaikan Perahu, ketika Cuaca kembali normal kan bisa turun kembali ke Laut lagi. Kami minta secepatnya di benahi tidak carut marut seperti ini," Tegas Satip
Ia melanjutkan, ”Selama ini kita sudah beberapa kali melakukan pendekatan dan pertemuan ke pihak Kedas Resort melalui Jurubicaranya Ismanto dan Pemdes Kelawi, namun masih saja belum ada respon dan titik temu, makanya kita ngadu ke HNSI, kedinas terkait untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi intinya kami minta Tempat Labuh di benahi seperti adanya Tanggul Penangkis Gelombang sehingga Kapal Nelayan bisa tertata dan terlindung dari ombak, jadi kita tidak mengurusi yang di pantainya," Jelas Satip
Persoalan tersebut juga mendapat respon oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Minang Rua yang nota bene para pengurusnya dan anggota nya sebagai masyarakat nelayan.
Saiman selaku Ketua Pokdarwis saat di konfirmasi media bahwa pihaknya sebelum nya sudah menyampaikan beberapa kali keluhan warga nelayan Minang Rua kepada pihak Pengelola Kedas Resort
”Kita juga sudah sampaikan permasalahan masyarakat nelayan Minang Rua dengan Pihak Pengelolaan Kedas Resort, dengan harapan ada titik temu secepatnya antara Warga Nelayan dengan Pihak Pengelolaan Kedas Resort dalam hal ini Saudara Sukre," Ucap Saiman.
Ia mengungkapkan bahwa Pokdarwis yang mendapat mandat kuasa dengan legalisasi dari Desa Kelawi untuk mengelola wisata Minang Rua namun juga bagai mana memperhatikan kepentingan nelayan agar selaras dengan pengembangan wisata saat ini maupun kedepannya.
Ia memaparkan, Garis Sepadan Pantai di Minang Rua sepanjang 9,8 Km dari Belebuk sampai perbatasan Bakauheni telah di ketahui Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto yang akan menerapkan patok Garis Sepadan Pantai, sehingga dalam pengelolaan nya ada aturan sehingga kepentingan nelayan kedepannya tidak ada masalah dengan pihak investor," Tutur Ketua Pokdarwis Minang Rua Saiman.
Menindak lanjuti polemik tersebut, Pihak media melakukan konfirmasi kepada Sukre selaku Pemilik bangunan Kedas Resort melalui Aplikasi WhatsApp pada 23/09/2023 pukul 16.59 wib.Namun belum ada tanggapan balik.
Kembali pihak media melakukan konfirmasi kepada Saudara Sukre via Aplikasi WhatsAp (23/09) pukul 21.38 wib, namun sampai berita ini dirilis pun belum ada tanggapan dari Sukre selaku Pemilik dan pengelola Kedas Resort.(tim)
